Beberapa Mpu di Nusantara dan Karyanya
Mpu Gandring (warga Pande),
Mpu Gnijaya (warga Pasek),
Mpu Bradah (warga Brahmana, Treh Dalem),
Mpu Tantular (kekawin Sutasoma)
Mpu Sedah/Mpu Panuluh (kekawin Bharatayuda),
Mpu Tanakung (kekawin Siwa Ratri Kalpa),
Mpu Kanwa (kekawin Arjuna Wiwaha),
Mpu Prapanca (kekawin Negara Kertagama)
Karya Mpu Kuturan Dalam Menata Perhyangan di Bali Dwipa
Mpu Kuturan adalah seorang pendeta suci dari warih Ida Bhatara Hyang Genijaya yaitu cucu dari Ida Bhatara Lingsir Hyang Pasupati saking Giri Mahameru (Jambu Dwipa).
Karya Mpu Kuturan di Bali:
Konsep Siwa Budha
Konsep Tri Murti
Tripurusha
Padma Tiga di Penataran Besakih
Kahyangan Tiga (Pura Desa, Dalem, Puseh)
Meru
Gedong
Konseptor seni arsitektur Bali
Konsep Menjangan Seluwang (konsep ini ada di lontar Kusumadewa)
Beberapa jenis padma menurut lokasinya, yaitu:
Timur (padmakencana),
Selatan (padmasana),
Barat (padmasari),
Utara (padmalingga),
Tengah (padmakurung),
Tenggara (padma astadana),
Barat Daya (padmanoja),
Barat laut (padma karo),
Timurlaut (padmasaji)
Beberapa jenis candi yaitu candi ibu, candi tikus, candi bajang ratu, candi raden wijaya, candi semar, candi arjuna, candi bimasena, dll.
Salah satu lontar Bali sendiri mengatakan:
Sira empu Kuturan, ingaranan empu Raja Kertha, mahyunta anggawe perhyangan kabeh sane ke gawe wit Majapahit, kaunggahan ring Bali kabeh.
Ida empukuturan, bergelar Mpu Raja Kertha, membawa konsep-konsep perhyangan yang dibawanya dari majapahit, yang diletakkan di seluruh pulau bali.
Jadi pada intinya semua tata letak, konsep, keyakinan maupun budaya, sastra, dll., kebanyakan dibuat oleh Mpu Kuturan, karena itu pulau Bali dikenal dengan pulau seribu pura. Karena karya-karyanya yang banyak, Mpu Kuturan mendapat gelar begitu banyaknya dari masayarakat maupun dari kerajaan. Yang sering dikenal di Bali yaitu Dhang Hyang Dwi Jendra yang berarti ‘pandita raja’. Setelah Mpu Kuturan moksha di Sila Yukti, kemudian karya-karya beliau digali lagi pada masanya Dang Hyang Niratha (Ida Pedanda Sakti Wau Rauh). Akhirnya karena jasanya bisa menentramkan umat Bali pada saat itu, Beliau, Dang Hyang Niratha, juga diberi gelar Dang Hyang Dwi Jendra.
note:
Yang mendapat gelar Dhang Hyang Dwi Jendra adalah:
1. Rsi Markandheya
2. Mpu Kuturan
3. Dhang Hyang Niratha
Mpu kuturan moksa di Sila Yukti. Sila berarti; ajeg, teguh, kuat, paham dalam kehidupan ini dengan cara menegakkan dharma. Yukti berarti; benar-benar terjadi.
Konsep tersebut diambil dari Siwa Budha. Budha berarti; budi pekerti, tatwa, susila, dharma, dll. Siwa berarti Tuhan itu sendiri. Jadi sebelum badan ini bersatu pada alam Siwa temui dulu Tuhan di dalam diri setiap manusia atau capailah dharma tersebut, baru manusia bisa mencapai alam Siwa dan menyatu pada Siwa atau moksha. Kalau Sila atau Budha kita sudah kuat, teguh, ajeg dengan cara menjalankan dharma, pasti benar-benar terjadi yang namanya menyatu pada alam Siwa tersebut. Jadi demikian pokok dasar pengertian dari Siwa Budha.
Bukti dalam sastra adalah:
Siwa tidak mengakui Budha bukan Siwa. Budha tidak mau mengakui Siwa bukan Budha. Bhineka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Pada hakekatnya Siwa Budha itu satu tidak bisa dipisahkan.
Pesan Ida Mpu Kuturan kepada saya pada beberapa waktu lalu adalah; Jagalah karya-karya Beliau, jangan sampai orang Bali lupa dan meninggalkannya, karena dari karya Beliau tersirat ilmu-ilmu kasunyatan yang akan mengantar umat Bali pada khususnya untuk mencapai alam Siwa Budha. Agar Bali menjadi pusat dunia dalam waktu dekat ini.
Itu pesan singkat Beliau agar budaya Bali selalu senantiasa dilestarikan agar umat dunia bisa banyak belajar dari kedamaian Siwa Budha di Bali yang berdasarkan budaya.
Weda dan Karya Mpu Nusantara
Weda dibuat berdasarkan perenungan-perenungan dari orang-orang suci di India. Kekawin dan Lontar di Nusantara ini dibuat oleh perenungan-perenungan para mpu kita, jadi banggakanlah karya para mpu kita yang sangat luar biasa ini.
Apapun karya yang bisa membantu umat agar bisa lebih mengerti memahami konsep Tuhan itu maka karya itu akan masuk ke dalam Weda, karena Weda berarti juga connect (terhubung) dengan Tuhan itu sendiri. Weda tidak akan pernah habis semasih bumi ini terus berputar. Jadi pemahaman tentang Weda sangatlah luas, karena Weda terus berkolaborasi tergantung pada jamannya. Semoga pemahaman ini berguna dan lebih mengerti tentang karya-karya mpu serta Weda itu sendiri.
Sumber: Komunikasi Pinisepuh pada bulan November 2009 dengan Ida Bhtarara Mpu Kuturan.
Ini hasil komunikasi dari Pinisepuh dengan Hyang Maha Guru Bhatara Agung Mpu Kuturan. Kami tidak menyitir sejarah tetapi didiktekan oleh Pinisepuh dimana beliau juga masih sangat muda saat itu 24 th dan tidak punya buku apa2.
BalasHapusSaat inipun saya mendapat anugrah Kesidian Dewata hingga dapat menulis kembali Ilmu Sangkan Paraning Dumadi (Rahasia Leluhur/Ida Mpu Kuturan mencapai moksha) dan beberapa tahapan sudah saya praktekkan dan ajarkan kepada para murid di Puri Agung Dharma Giri Utama.
Yang mana benar, sulit menentukan sebab kita tidak hidup pada jamannya. Tanpa buku dan mampu menuturkan ini siapa yang harus saya percayai? mudah2an perbedaan menyatukan kita semua. Terimakasih atas komennya. Rahayu, sagung dumadi.