Rabu, 23 September 2009

Pinisepuh 6 – Menggembleng Murid

Perjalanan Pinisepuh sehubungan niskala sangat banyak sekali kalau diceritakan. Dari yang sederhana sampai yang susah untuk dicerna oleh akal pikiran. Pada masa lalu, Pinisepuh juga pernah sebagai team Majalah Bali Aga untuk menelusuri lokasi gaib di suatu daerah. Waktu itu mungkin umurnya masih 17 tahunan karena masih SMA. Tugasnya adalah memberi pengetahuan siapa dan apa yang melinggih di suatu tempat. Terkadang membuat photo penampakkan dengan kamera yang sudah ditransfer energi oleh Pinisepuh. Tentu sebatas yang diijinkan oleh alam gaib.

Pernah dalam acara khusus yaitu meliput acara Merehnya Jero Mangku Teja menjadi Leak, Pinisepuh yang bertugas untuk melindungi kru Majalah Bali Aga agar selamat. Karena pada saat mereh, energi akan sangat dahsyat dan bisa membuat orang yang menyaksikan mengalami kematian. Memang kenyataannya, pada saat kejadian sedang mereh jadi Leak, lensa kamera kru pada pecah sehingga tidak bisa mengabadikan peristiwa tersebut. Para kru menjerit-jerit terutama yang wanita, mereka sangat ketakutan. Ada kamera yang bertahan dan mengambil gambar-gambar tersebut akan tetapi tidak tampak kejadian merehnya. Tetapi yang tampak adalah Jero Mangku Teja yang asli atau mentahnya. Inilah salah satu kegiatan Pinisepuh di masa lalu.

Terkadang untuk memberi pengetahuan dan pengalaman kepada murid-murid yang sudah dianggap patut mendapat bimbingan khusus, Pinisepuh membantu membuka sedikit penglihatan mata ketiga pada suatu tempat tertentu. Akan tetapi murid yang sombong dan mengaku berani pernah diajak ke kuburan, di tinggal dalam sebuah pagar gaib dan diwanti-wanti untuk tidak melewati batas pagar tersebut. Kemudian mata ketiga dari murid tersebut dibuka untuk kurun waktu tertentu sehingga apapun yang ada di kuburan tersebut dapat tampak oleh murid yang sombong ini. Tentu saja yang terjadi adalah rasa ketakutan yang sangat hebat dan luarbiasa. Menjerit-jerit memalukan dan tidak sesuai dengan ucapannya yang sombong sok berani selama ini.

Ini semacam pelajaran bagi murid yang lain bahwa pencerahan itu memerlukan moral yang tinggi salah satunya adalah tidak berlaku sombong dan juga keberanian yang super. Karena yang akan dilihat dan dihadapi sangat bervariasi kalau sudah berurusan dengan hal-hal yang berbau gaib.

Minta diajari kesaktian
Juga pernah suatu ketika seorang murid ibaratnya ngemis-ngemis untuk diajari kesaktian. Pinisepuh memberi satu syarat kepada murid tersebut yaitu, galilah lobang sedalam satu meter dan selebar satu meter keliling di Sanggah Merajan. Murid tersebut tanpa ba bi bu lagi langsung melaksanakan niatnya menggali lobang tersebut dan setelah selesai melapor kepada Pinisepuh. Pinisepuh bertanya kepada murid tersebut, untuk apa lobang tersebut. Itu kan atas suruhan Pinisepuh kata murid tersebut. Tetapi kenapa kamu tidak tanya dulu untuk apa lobang tersebut?

Pinisepuh juga menjelaskan bahwa yang mendapat pencerahan walau sebatas kesaktian dari Ida Bhatara haruslah juga bukan orang yang terlalu ‘Oon”. Karena berbahaya kalau dikuasai oleh orang yang tidak cukup pintar. Tetapi Ida Bhatara juga mencari orang yang tidak perlu terlalu pintar tetapi orang yang tulus dan welas asih, kata Pinisepuh.

Mahluk gaib pelindung pusaka galak-galak
Begitulah pengalaman dalam perjalanan Pinisepuh mengajari murid-murid Paguyuban. Banyak hal yang terjadi. Sampai suatu saat saya juga diajak ke satu tempat di wilayah Sanur. Saya diwanti-wanti jangan mencoba melihat dengan mata batin karena mahluk gaib di sini adalah mahluk ganas dan galak-galak. Kami masuk ke dalam hutan Bakau yang rimbun. Memang sangat menyeramkan suasananya. Sampai di suatu tempat saya mulai merasakan panas dari berbagai sudut tubuh. Tubuh saya sudah sangat sensitif seperti sensor. Dari depan dari belakang dan semua arah rasanya ada mahluk. Kuping kiri dan kuping kanan terasa sangat panas. Nafas rasanya sesak dan jantung melemah serta tenaga bagai dikuras. Lemas tak berdaya. Karena sudah sering mengalami hal begini, dilatih oleh Pinisepuh, saya berusaha menekan rasa takut. Karena memang tujuan mahluk ini untuk membuat manusia ketakutan agar pergi dari kawasan tersebut.

Saya bertanya kepada Pinisepuh kenapa ada tempat dengan mahluk gaib yang galak dan ada yang tidak. Menurut Pinisepuh itu karena mahluk tersebut sedang melindungi atau menjaga sesuatu di daerah tersebut. Mungkin yang dilindungi adalah semacam Pusaka daerah tersebut.

Mahluk gaib tertentu mempunyai kemampuan untuk menutup jalan skala kalau memang diperlukan sehingga manusia yang tidak mempunyai bekal ilmu dan hanya mengandalkan penglihatan mata batin saja sangat berbahaya berada dikawasan seperti itu apalagi mencoba untuk melihat mereka. Mereka tidak suka ada manusia yang mengetahui keberadaan mereka di suatu tempat. Bisa-bisa mereka menutup jalan skala atau penampakan alam nyata. Dengan ditutupnya jalan skala oleh mahluk gaib maka yang kelihatan adalah hanya alam mereka saja. Maka manusia tersebut tidak dapat pulang ke alam nyata kalau tidak mempunyai kemampuan mengendalikan alam gaib. Itu satu alasan kenapa Pinisepuh terkadang tidak mengijinkan saya melihat dengan mata batin karena mahluk tersebut sebenarnya tidak ingin keberadaannya diketahui manusia.

Pernah suatu ketika, diceritakan oleh Pak Ngurah salah satu Anggota Paguyuban bahwa Pinisepuh mengajak beberapa muridnya untuk menjalani Hari Raya Nyepi di salah satu Goa di pantai Balangan. Pak Ngurah pada sore hari mengalami kejadian bahwa Ia tidak bisa menemukan tangga yang dipakai untuk turun dari atas ke arah Pantai. Tadinya Ia melihat bahwa tangga tersebut memang di sana tetapi beberapa waktu kemudian menghilang. Situasinya seperti tidak berbeda jauh dari alam nyatanya. Beberapa masih tampak sama dengan alam nyata dan sebagian yang penting untuk manusia hilang atau tidak tampak. Pikiran Pak Ngurah menjadi kacau dan takut. Takutnya kira-kira sama dengan yang saya alami yaitu jantung melemah dan tenaga seperti disedot. Tetapi beruntung Pinisepuh berada disampingnya dan memberi tahu bahwa satu mahluk gaib berusaha menutupi tempat tersebut. Akhirnya dengan memohon bahwa tujuan mereka di sana adalah untuk menjalani Hari Raya Nyepi saja, maka suasana kembali normal.

Bagi murid Paguyuban yang sudah terbuka sedikit-sedikit penglihtannya perlu untuk dihadapkan pada pengalaman rasa ketakutan seperti itu tetapi harus mendapat bimbingan dari Pinisepuh. Pengalaman tersebut ibaratnya hanya memberi semacam imunisasi rasa takut kepada tubuh sehingga suatu saat tubuh mampu mengelola dan mengolah energi yang berasal dari mahluk gaib dan menjadi bekal untuk bertahan dari mahluk yang jahat baik yang berasal dari alam sekitar juga yang berasal dari niat buruk seseorang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan karena meningkatkan sensitifitas tubuh terhadap mahluk gaib yang galak atau mungkin jahat.

Mungkin Anda termasuk beruntung mengalami proses pencerahan yang sederhana. Atau sudah anugrah dari lahir. Tetapi bagi yang mengejar pencerahan dengan praktek-praktek spiritual akan melewati berbagai rintangan yang mau tidak mau harus dilewati. Dan bagi yang tidak mempunyai pembimbing, biasanya mentok sampai tingkat tertentu. Sama halnya dengan saya dulu yang sangat sulit melewati masa gangguan penglihatan batin. Bagaimana tidak?, kalau yang hadir dalam penglihatan batin itu adalah yang menyeramkan. Dengan bimbingan Pinisepuh saya melewati tingkatan ini dan terus melaju. Itulah pentingnya seorang guru dalam mencapai tingkatan spiritual.

Pada tingkatan melawan rasa takut biasanya seseorang mundur melakukan kegiatan spiritual. Berhenti meditasi seperti yang pernah terjadi dengan saya. Namun setelah tingkatan rasa takut dilewati dan mata batin sudah terbuka, maka meditasi menjadi hampa. Dengan kata lain, karena spiritual sudah meningkat maka meditasi tidak lagi merasakan sensasi. Sensasi biasanya terjadi di cakra Mata ke Tiga yaitu mata ketiga terasa bergerak-gerak terkadang ada gerakan seperti berputar. Atau cakra Mahkota juga terasa berputar-putar atau angin seperti meniup-niup. Badan terasa dingin. Setiap orang merasakan sensasi berbeda tergantung dari kepekaan seseorang. Seperti kata Pinisepuh, setelah sensasi itu hilang penekun spiritual merasa bingung dengan kemajuan meditasi yang dilakukan. Pada saat inilah, diperlukan seorang pembimbing yang mengerti hakekat spiritual sesungguhnya.

Membuktikan kemajuan meditasi
Saya suatu hari bertanya kepada Pinsepuh bagaimana membuktikan kemajuan spiritual yang dialami seseorang. Apakah ada metodenya? Pinisepuh mengatakan sulit untuk membuktikan karena ini sifatnya sangat rahasia bagi orang bersangkutan. Kalaupun diberitahu mungkin seseorang tersebut sulit menerima penjelasan karena sepihak. Akhirnya Pinisepuh mempunyai akal bahwa, pada suatu sesi meditasi, salah seorang teman dibuka penglihatan mata ke Tiga-nya. Teman ini kemudian disuruh untuk melihat sinar semua teman yang ikut meditasi. Ia melihat sinar pada Mata Ketiga teman-teman. Besar sinar sangat beragam dari yang hanya mempunyai sinar sekecil nyala ujung dupa sampai yang sudah sebesar lingkaran cd.

Penjelasan teman ini akhirnya dihubung-hubungkan dengan kemajuan masing-masing. Apakah sudah melihat energi? Apakah sudah melewati masa-masa takut sebelum mata batin terbuka. Apakah disamping terbuka mata batin juga sudah bisa berkomunikasi dengan gaib. Ada juga yang mulai ke tahap melihat dengan mata lahir.

Menurut Pinisepuh, hal-hal kemajuan tidak perlu dibahas dan dibuktikan karena seiring dengan latihan dan meditasi yang benar kemajuan akan didapat. Spiritual memerlukan praktek yang terus menerus jangan pernah menunda. Lakukan rutin setiap hari dengan serius dan tulus, maka pencerahan akan menanti sebagai hadiah. Pencerahan berhubungan dengan banyak hal dan meditasi bukanlah satu-satunya metode. carilah pembimbing spiritual yang mengerti agar mendapat penjelasan yang benar dan bimbingan yang tepat. Lebih bagus lagi adalah seorang guru yang juga telah mengalami Pencerahan.

Dengan Pencerahan manusia akan mengalami hidup lebih sehat. Tetapi sebelum mengalami Pencerahan maka orang harus sehat terlebih dahulu. Maka meditasi juga salah satu awal yang baik untuk menyehatkan diri.

Bersambung....
Pinisepuh diganggu di Nusa Penida.... di sarangnya dunia mistis!

3 komentar:

  1. om suastyastu pak made...........
    ini saya penggemar PDGU tinggal di karawang (jawa barat) saya sll membaca artikelnya saya suka dan sangat menarik. suksme om cantih 3x om

    BalasHapus
  2. Pak Wayan,
    Om Swastyastu, Terimakasih, saya menceritakan kejadian sesungguhnya.

    Om shanti shanti shanti om

    BalasHapus
  3. Om suastyastu pak made sandiago yg trhormat,mhon petunjuknya bgmn spy lbih mudah bs dpt ksna bljar,spy mengembang klebihan2 yg ada d diri kt dr leluhur.dgn tdk mgurangi hormat sy ,mhon d bls yh pak,trimksi sblmnya

    BalasHapus